Selamat Datang Di Blog Adi Sumardi

twitter


Review Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta
Jilid 2
(Oleh: Adi Sumardi)

_=PKMUNJ 2017 2 Jilid 1=_(17/06/2017)
            Dalam lanjutan PKMUNJ 2017 dimana bertempat di Gedung Ki Hadjar Dewantara Lantai 8 ada materi yang sangat menarik yang di isi oleh pembicara yaitu Pak Arya. Beliau menjelaskan tentang manajemen isu dimana pada waktu itu saya tidak sempat mencatat akan tetapi saya sedikit menyimak materi yang beliau sampaikan.
Definisi Manajemen Issue
Terminologi “issues management” pertama kali dipublikasikan oleh W. Howard Chase pada tanggal 15 April 1976 dalam newsletter-nya “Corporate Public Issues and Their Management” Volume 1 No. 1. Newsletter tersebut, sekarang sering disebut CPI, menyebutkan bahwa tujuan-tujuan manajemen issue adalah untuk memperkenalkan dan memvalidasikan suatu penetrasi dalam desain dan praktek manajemen korporat dengan tujuan untuk setidaknya mengelola issue publik korporat sebaik atau bahkan lebih baik dibandingkan manajemen tradisional dari operasional yang hanya memikirkan keuntungan saja. Ia juga berkata bahwa isi newsletter-nya akan menggiring pembacanya pada revisi dasar atas praktek-praktek yang berbiaya tinggi dan tak sesuai dari jajaran staff manajemen tradisional. Ditambahkannya bahwa pada masa ini hanya ada satu manajemen dengan satu tujuan: bertahan hidup dan kembali pada kapital yang cukup untuk memelihara produktivitas, apapun iklim ekonomi dan politik yang tengah berlangsung. (Caywood, 1997:173).
Bersama rekannya, Barry Jones, Chase mendefinisikan “Manajemen Issue” sebagai ‘sebuah alat yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola berbagai issue yang muncul ke permukaan (dalam suatu masyarakat populis yang mengalami perubahan tanpa henti) serta bereaksi terhadap berbagai issue tersebut SEBELUM issue-issue tersebut diketahui oleh masyarakat luas.’ (Regester & Larkin, 2003:38).
Di tahun 1992 pada acara “Public Relations Colloquium” yang disponsori oleh firma public relations dari Nuffer, Smith, Tucker, Inc. San Diego State University dan Northwestern University’s Medill Scholl of Journalism, sekelompok praktisi PR mengembangkan sebuah definisi yang beorientasi pada tujuan:
“Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola imej sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173)
Para pakar PR Indonesia mengartikan manajemen issue sebagai “fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, baik internal maupun eksternal, mengidentifikasi hal-hal atau masalah yang patut dikhawatirkan dan melakukan usaha-usaha ke arah perbaikan”. Selain itu, mereka juga mengartikannya sebagai “suatu usaha aktif untuk ikut serta mempengaruhi dan membentuk persepsi/pandangan/opini dan sikap masyarakat yang mempunyai dampak terhadap perusahaan”. (Wongsonagoro, 1995)
Kita tidak akan mudah memahami terminologi “Manajemen Issue” di atas tanpa mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud dengan issue (bukan terjemahan dari gossip/ rumour).
Menurut dua pakar di AS, Hainsworth dan Meng, sebuah issue muncul “sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan, atau diusulkan untuk dilakukan, oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal, atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislative atau perundangan.” Chase & Jones menggambarkan “issue” sebagai ‘sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya’ (‘an unsettled matter which is ready for decision’). Pakar lain mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah “issue“ dapat didefinisikan sebagai ‘sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya’ (‘a point of conflict between an organization and one or more of its audicences’). (Regester & Larkin, 2003:42).
Sementara Heath & Nelson (1986) mendefinisikan “issue” sebagai ‘suatu pertanyaan tentang fakta, nilai atau kebijakan yang dapat diperdebatkan’ (‘a contestable question of fact, value or policy’). Definisi sederhana lainnya menurut Regester & Larkin (2003:42) bahwa sebuah “issue“ merepresentasikan ‘suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder’ (‘a gap between corporate practice and stakeholder expectations’). Dengan kata lain, sebuah issue yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa mendatang.
Dari berbagai definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian “issue” menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”.
            Contoh-contoh yang menyebabkan perlunya manajemen issue termasuk prospektif bagi perundang-undangan yang baru, suatu opini atau klaim yang didukung oleh media ataupun saluran lainnya, perkembangan yang kompetitif, riset yang dipublikasikan, sebuah perubahan dalam kinerja atau kegiatan organisasi itu sendiri atau individu maupun kelompok yang terkait dengan organisasi tersebut. Mungkin masih banyak lagi mengenai definisi – definis tentang manajemen isu, akan tetapi saya cuman memaparkan yang saya baca.

#PKMUNJ2017
#PemudaMasaKini
#PemimpinMasaDepan


_=PKMUNJ 2017 2 Jilid 2=_(18/06/2017)
            Sehari setelah dilaksanakannya PKMUNJ 2 Jilid 1 pada keesokan harinya kita semua para peserta kembali melaksanakan PKMUNJ 2 Jilid 2 yang bertempat di Aula Daksinapati. Pada pelaksanaan PKUMNJ kali ini kami tidak diberikan materi akan tetapi lebih ke mempresentasikan hasil dari anjangsana ke kementrian, BSJB, dan Tata kelola kampus. Semua kelompok mempresentasikan hasil kunjungan nya kepada kesemua tempat yang telah diatur panitia. Akan tetapi semua kegiatan tidak dapat saya ikuti karena memang saya harus ke Asrama Sunan Giri dimana saya sebagai panitia Santunan Anak Yatim yang berbarengan dengan acara PKMUNJ yang sampai pukul 17.00 WIB lebih. Disitu saya yakin bahwa semua yang saya lakukan selama ini pasti akan ada manfaatnya entah diwaktu yang dekat ataupun diwaktu yang akan datang karena saya yakin dengan usaha saya yang pasti sampai.
#PKMUNJ2017
#PemudaMasaKini
#PemimpinMasaDepan



Review Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta
1 Jilid 1
(Oleh: Adi Sumardi)

Alhamdulilah = PKM UNJ 1 Jilid 1 = (4/6/2017) telah diselenggarakan dengan lancar, dimana tepat pada pukul 09.00 WIB acara PKMUNJ 1 Jilid 1 resmi dibuka yang bertempat pada Gedung Sertifikasi Guru lantai 1.  PKMUNJ pada tahun ini bertemakan “Pemuda Masa Kini Pemimpin Masa Depan” dengan tema tersebut, banyak penafsiran yang bisa disampaikan contohnya saja dimana seorang pemuda yang sejatinya sebagai generasi penerus bangsa harus bisa mempersiapkan dirinya. Masa muda adalah masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita – cita, penuh dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan yang dihiasi dengan bentuk fisik yang kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat, kulit wajah indah mengkilat. Oleh karena itu pantas bila pemuda menjadi salah satu penentu maju dan mundurnya suatu bangsa dan negara, sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini sampai masa yang akan datang, sesuai dengan fitrahnya pemuda menjadi tulang punggung sebuah negara, penerus estafet pembangunan masa depan bangsa. Allah SWT berfirman di dalam Al – Qur’an surah An– Nisa ayat 9 yang artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Pada PKMUNJ 1 Jilid 1 pada pukul 13.00 WIB dimulai lah materi sebagai pembekalan para peserta dimana materi yang disampaikan bertemakan tentang “Public Relationship” yang diisi oleh pembicara yang sangat luar biasa yaitu Bambang Irawan selaku Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Se Indonesia (BEM SI) masa bakti 2015. Dengan segala pengetahuan dan pengalamannya, seorang pemuda yang sangat cinta akan pergerakan mahasiswa ini menyampaikan materinya tahap-pertahap. Tujuan materi yang disampaikan ini bermaksud dimana seorang mahasiswa harus memiliki sebuah relasi yang kuat dimana untuk menumbuhkan citra positif organisasi, mengembangkan sinergisitas organisasi dan membuat sebuah relasi antar mahasiswa bisa terjalin dengan erat kemudian proses didalam Public Relationship ini merupakan sebuah interaksi antara opini publik untuk menanamkan kepercayaan serta citra yang baik. Sungguh materi yang sangat berkesan bagi para peserta dengan dibuktikan dengan antusiasme para peserta memperhatikan dan berdiskusi dalam materi ini dan acarapun selesai dengan ditutup oleh sang moderator yang kebetulan dimoderatori oleh mahasiswa berprestasi UNJ yaitu Rakha Ramadhana.

#PKMUNJ2017
#PemudaMasaKini
#PemimpinMasaDepan