Selamat Datang Di Blog Adi Sumardi

twitter




Jejak di Perdalam Baduy Dalam

Waktu itu adalah waktu yang sangat bersemangat menurut saya, karena setelah pulang dari perkuliahan jam 5 sore saya dan rekan-rekan warga Asrama Sunan Giri bersiap-siap untuk pergi ke Badui dalam rangka acara tadabur alam. Kami semua membawa bekal untuk diperjalanan dan tentunya bekal untuk di Badui nanti. Dengan persiapan yang sudah selesai, akhirnya kami semua berangkat sekitar jam setengah 6 sore. Karena jarak tempuh yang sangat jauh, sehingga kami semua menghabiskan waktu yang sangat lama diperjalan dimana dari mulai berangkat kami semua naik kendaraan umum. Sekitar jam setengah 10 malam kami akhirnya sampai di stasiun Rangkasbitung, tetapi kami semua bingung harus mencari tempat istirahat karena pada waktu itu tidak ada lagi kendaraan umum yang ada untuk mengantarkan ke daerah Ciboleger dikarenakan sebelumnya kami semua akan beristirahat disana dan berangkat ke Badui dalam di pagi hari. Akan tetapi itu semua tidak berjalan dengan lancar karena pada waktu malam itu tidak ada kendaraan umum yang berlalu lalang dikarenakan sudah malam. Ada sebuah kendaraan umum pada waktu itu yang siap mengantarkan kami semua ke daerah Ciboleger akan tetapi si supir dan kernetnya memasang tarif yang begitu mahal kepada kami dengan alasan bahwa tidak ada kendaraan umum lagi. Menurut saya itu semua tidak wajar, dimana dengan beralasan seperti itu si supir beserta kernetnya itu memasang tarif yang begitu mahal kepada kami. Akhirnya para senior berdiskusi dan memutuskan pada waktu malam itu bahwa untuk beristirahat kita semua mencari sebuah mesjid atau mushola dikarenakan waktu yang sudah larut malam dan kalau tetap memaksakan dan menyanggupi si supir kendaraan umum tadi pasti akan menghabiskan bekal dengan sia-sia karena perjalanan masih jauh. Sekitar 20 menit berjalan mencari mesjid atau mushola, akhirnya kami menemukan mushola untuk kami beristirahat. Disitu kami makan, shalat dan beristirahat untuk mengumpulkan tenaga esok hari. Jam 4 pagi, kami semua bangun dan bergegas mencari mesjid karena untuk keperluan pribadi dan untuk bersembahyang subuh. Kemudian, setelah hampir setengah jam menunggu akhirnya kami semua mendapatkan kendaraan untuk membawa kami menuju Ciboleger. Da seampainya di Ciboleger, seperti orang-orang yang lain kami sempatkan terlebih dahulu untuk mengabadikan di dekat tugu bersama rekan-rekan semua sebelum memasuki pedalaman badui.


     Setiap Mahasiswa pasti menginginkan dan mempunyai cita-cita untuk menjadi Mahasiswa yang berprestasi. Tetapi tidak banyak dari sekian banyak mahasiswa tidak mengetahui bagaimana cara atau langkah-langkah menjadi mahasiswa yang berprestasi. Menurut saya dan ini yang saya lakukan karena saya juga seorang mahasiswa dimana untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi adalah :


       Setelah dinyatakan lulus sekolah di SMAN 1 Lemahabang Karawang, saya disuruh oleh orang tua untuk bekerja, tetapi saya hanya diam dan tidak menjawab karena dalam pikiran saya adalah saya harus bisa kuliah seperti orang lain tanpa membebankan orang tua sepenuhnya. Saya baru sadar bahwa saya mendaftarkan diri menjadi peserta SNMPTN dan Bidikmisi dengan tujuan tempat kampusnya adalah Universitas Negeri Jakarta. Entah bagaimana atau sudah rezeki saya, alhamdulilah saya diterima sebagai peserta SNMPTN dan Bidikmisi di Universitas Negeri Jakarta di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro dengan program studinya adalah Pendidikan Teknik Informatika & Komputer. Saya tidak tahu harus bagaimana, merasa senang dan bahagia itu pasti tapi setelah itu saya bingung mau tinggal dimana ? Itu yang menjadi pemikiran saya karena kalau saya ngekos atau ngontrak pasti saya akan lebih menyusahkan orang tua karena kondisi ekonomi orang tua saya yang masih dalam kondisi kekurangan. Tetapi paman saya meyakinkan saya bahwa " kalau kamu serius untuk kuliah terus semangat dan jangan memikirkan tempat tinggal " ujar paman kepada saya. Setelah itu saya memutuskan untuk menuruti kata-kata paman dan pergi ke Universitas Negeri Jakarta untuk melakukan verifikasi data. Disaat melakukan verifikasi data, disitu saya bertemu dengan kakak kelas saya dulu di sekolah yang kebetulan kuliah juga di UNJ. Setelah bercakap-cakap tentang kampus UNJ ini saya menanyakan bahwa ada tempat tinggal yang terdekat dari kampus UNJ apa tidak. Kemudian ada teman kakak kelas saya yang menjawab bahwa ada tempat tinggal yang khusus untuk pria saja dan administrasinya dapat terjangkau. Beliau menyarankan saya untuk tinggal di asrama. Asrama Sunan Giri tepatnya, tetapi waktu itu saya masih mempertimbangkan untuk tinggal di asrama itu dan dengan pertimbangan yang kuat karena saya tidak mau menyusahkan siapa-siapa lagi dan harus menumpang di mana-mana saya memutuskan untuk tinggal di asrama itu.